SEMPURNA


Berawal dari kesalahpahaman Kejora mengenai Awang. Kejora mengira Awang adalah sosok pria yang akan dijodohkan dengan pembantunya yang sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri, Watik. Mulanya Watik menceritakan keadaannya, bahwasanya orang tuanya di kampung berniat menikahkan Watik dengan Nandar, seorang pria kaya yang telah memiliki istri. Watik menolak perjodohan tersebut, dan mengira Nandar sengaja datang ke kota untuk menemui Watik kemudian akan memaksa Watik untuk menikah dengannya. Namun pada kenyataannya yang datang ke rumah Kejora untuk menemui Watik, adalah Awang, saudara Nandar yang diberi tugas oleh neneknya untuk menyampaikan pesan dari keluarga Nandar kepada Watik.

Setelah mendengar cerita dari pihak Watik, Kejora tidak senang dengan perjodohan yang dipaksakan oleh orang tua Watik kepada Watik, sehingga dia berniat membantu Watik. Ketika Awang datang ke rumahnya, Kejora tidak membiarkan Nandar yang sebenarnya adalah Awang untuk bertemu dengan Watik. Sikapnya ini membuat Awang benar-benar kesal dan jengkel kepadanya. Hingga suatu malam ketika kedua orang tua Kejora baru saja pulang dari luar kota, barulah Kejora mengerti kenapa Awang memaksanya untuk mempertemukan dia dengan Watik. Kedua orang tua Kejora menyambut Awang dengan baik kemudian Awang pun dengan senang hati menjelaskan maksud dari kedatangannya. Seharusnya inilah yang dilakukan Kejora saat pertama kali bertemu dengan Awang, bukan langsung menuduhnya dan melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.

Namanya jodoh tidak akan kemana, dia akan menemukan jalannya sendiri untuk mempertemukan dan mendekatkan dua insan yang sebelumnya asing dan tidak pernah kenal menjadi dekat dan jatuh cinta. Begitulah yang dialami oleh Kejora dan Awang, setelah kesalahpamahan yang terjadi telah usai, Watik ditemukan kabur dari rumah bersama pacarnya, Joko. Betapa khawatirnya Kejora, dia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Watik, sehingga dia memutuskan untuk mencari Watik dengan cara apapun. Akhirnya dia mencari Awang untuk membantunya mencari keberadaan Watik dan sang pacar.  

Ketika Kejora menemukan bahwa Watik tinggal di asrama pacarnya, Kejora pun segara menuju TKP. Namun sayang Watik telah pergi ke Blora tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk Joko, pacarnya. Kemudian Kejora memiliki keinginan untuk menyusul Watik ke kampung halamannya, di Blora. Karena dia tidak pernah ke Blora dan sama sekali tidak tahu dimana rumah Watik, akhirnya dia meminta tolong kepada Awang. Awang pun mengiyakan tawarannya, karena Awang juga sedang menghindari konfilik antara dirinya dengan suami mantan pacarnya, Nanda.

Nanda adalah mantan pacar Awang. Sebenarnya mereka berdua masih saling suka, namun Awang sudah melepaskan Nanda ketika Nanda diberi pilihan mau ikut Awang atau menikahi suaminya, Himawan, dan pilihan Nanda jatuh kepada Himawan. Di tengah pernikahan mereka, sepertinya mereka tidak bahagia, karena Nanda masih mencari keberadaan Awang dan meminta Awang untuk kembali kepadanya, disisi lain Nanda meninggalkan suaminya karena dia sudah tidak tahan dengan sikap suaminya yang suka main pukul dan kasar terhadapnya.

Tidak disangka tidak diduga, di Blora Awang malah bertemu dengan Nanda. Dia tinggal di sebelah hotel tempat Kejora tinggal. Parahnya lagi Himawan menyusul Awang ke Blora dan bertemu Nanda. Tragedi selanjutnya adalah terjadi perkelahian antara Himawan dan Awang yang menyebabkan Nanda terjatuh dari tangga hotel. Nanda koma dan Awang tidak dapat mengantar Kejora ke tempat pernikahan Watik. Melihat betapa khawatirnya Awang terhadap Nanda, hati Kejora seperti dibakar api cemburu, sehingga membuat dia memutuskan pulang ke Jakarta tanpa pamit kepada Awang setelah urusan dengan Watik selesai (Watik kabur lagi). Tidak sedetik pun dia mau menerima telepon ataupun SMS dari Awang.

Jodoh itu tidak kemana, jika Tuhan yang berkehendak tidak ada satupun yang dapat melawannya. Setelah tiga minggu Kejora menghindari Awang, akhirnya mereka berdua dipertemukan lagi dalam urusan pekerjaan. Papanya Kejora menyewa Awang untuk membuat website butik milik Kejora, mereka akan ditempatkan dalam ruang kerja yang sama agar Awang mudah untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam pembuatan website.

Selama proses kerjasama berlangsung, perasaan diantara mereka sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Namun Kejora dengan segala ke-naif-annya masih saja mencoba mengelak dari perasaannya terhadap Awang. Setelah lima bulan tidak bertemu dengan Dimas, akhirnya Dimas kembali ke Jakarta dan menemuinya di kantor Kejora. Hadirnya Kejora membuat perasaan Awang dan Kejora semakin kalut. Awang yang tidak dapat berbuat apa-apa ketika melihat gadis yang dicintainya sedang bermesaraan dengan pria lain, sedangkan Kejora dengan berapi-api mengumbar kemesraannya dengan Dimas di depan Awang.

Bagaimana kelanjutan kisah cinta Kejora, Awang, dan Dimas? Apakah Kejora dan Dimas akan menikah? Atau Kejora dan Awang akhirnya bersama?

JUDUL                       : SEMPURNA
PENULIS                   : NONIER
PENERBIT                : GAGAS MEDIA
TEBAL                       : 325 HALAMAN
TAHUN TERBIT     : 2012
NOMOR EDISI        : 979-780-561-1

SINOPSIS
Aku tak akan membiarkan diriku jatuh cinta pada seseorang yang tak bisa kumiliki….
Kau adalah musuh bagi hatiku. Yang membuat aku waspada dan aku buru-buru membentengi diri agar tak terpikat pada pesonamu. Tapi, kau terus memaksa masuk. Seperti kuda Troya, kau sukses menyelusup ke ruang hatiku. Aku memang bertekad menjauhimu, tetapi jantungku ternyata tak cukup kuat untuk membendung setiap debaran yang tercipta karena dirimu.
Aku tahu akan menyesali semuanya, tetapi taka da yang bisa kulakukan… Aku terlanjur menerjunkan diri ke dalam api cintamu. Terbakar bersama cintayang kelak juga akan membumihanguskan kebahagiaanku. Aku nekat, mengambil risiko terluka lagi… dan kali ini karenamu.

RESENSI
Cerita yang disampaikan sangat detil, namun terlihat sedikit berlebihan dari segi penokohan. Tokoh Kejora di cerita ini benar-benar sangat menjengkelkan dan suka ikut campur hal yang sebenarnya bukan urusan dia. Karena ke-KEPO-an dia maka terjadi beberapa konflik yang seharusnya tidak ada menjadi ada (ya namanya juga cerita, kalau tidak ada Kejora, tidak jadi novelnya). Watak kejora di cerita ini sepertinya tidak sesuai dengan usianya, seorang wanita di usia kerja seharusnya mereka memiliki sifat yang lebih dewasa dan tenang, tidak sembarangan mengambil keputusan yang menyebabkan masalah dimana-mana. Watak Kejora di cerita ini menurut saya lebih cocok untuk anak-anak usia remaja yang masih belum stabil dalam bersikap, karena mereka masih mencari jati diri mereka. Kata-kata yang digunakan penulis sangat mudah dimengerti walaupun dari segi bahasa terkesan kaku bagi pembaca remaja, namun asik dibaca alurnya. Tata bahasanya agak berantakan dan banyak kesalahan didalam penulisannya.




Comments

Popular posts from this blog

BINTANG DAN CAHAYANYA

LOVING YOU

THE CHANCE "ITS MY TURN NOW"