COVID-19 DAN TEORI KONSPIRASINYA(2)


TEORI KONSPIRASI COVID-19

Maraknya berita mengenai virus corona juga menyita perhatian para warga di seluruh dunia mengenai asal usul dari virus ini dan siapa pasien nol yang positif corona virus. Maka terjadilah beberapa teori konspirasi didalamnya, diantaranya :

1.      Program senjata biologi rahasia China
Diduga bahwa virus corona berasal dari laboratorium China. Mereka sengaja dibuat dan dilepaskan sebagai bioweapon atau senjata biologi. Walaupun terdengar mencurigakan, tidak sedikit orang yang termakan oleh teori konspirasi ini

Berdasarkan laporan The Washington Post pada pertengahan April bahwa dua diplomat sains dari kedutaan besar AS melakukan kunjungan ke Institut Virologi Wuhan pada tahun 2018 dan memperingatkan Washington tentang “keselamatan yang tidak memadai di laboratorium, yang melakukan penelitian berisiko pada virus corona baru dari kelelawar.”

ditambah lagi semua masyarakat dunia tahu bahwasanya COVID-19 ini muncul pertama kali di Wuhan, sehingga virus corona diyakini merupakan senjata biologi dari Wuhan, China, yang sengaja dilepaskan dari sebuah laboratorium dengan tujuan menyerang negara lain. Namun, hasil penelitian menyebutkan bahwa virus corona ditularkan secara alami dari hewan seperti kelelawar.

Menurut Kristian Andersen, PhD, seorang professor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwas SARS-CoV-2 berasal dari proses alami.

2.      Virus corona COVID-19 buatan Bill Gates
  
Banyak yang menuding bahwasanya dalang dibalik terjadinya pandemi virus corona di dunia adalah Bill Gates. Tudingan ini muncul lantaran Bill Gates ingin segera membuat vaksin virus corona dan telah mengeluarkan sejumlah dana sebanyak USD 250 juta atau setara dengan 3 triliun rupiah.

Namun dengan tegas dia membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan tindakannya tersebut semata-mata karena ingin membantu dunia menghadapi virus corona. (Ini teori yang kurang masuk akal sich menurut aku, orang mau membantu dunia, tapi dituduh sebagai dalang dari virus ini…HAHAHA)

3.      Senjata biologi Amerika
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie di CNN Indonesia menyatakan bahwa COVID-19  diduga senjata biologi. Connie membeberkan laporan Chemical Biological, Radiological & Nuclear (CBRN) Defence Market pada 2017 menjadi salah satu dasar dirinya melihat COVID-19 sebagai senjata biologi.

Senjata biologi dinilai tidak mudak dideteksi, baik dengan X-ray maupun anjing pelacak, mudah diangkut, dan harganya pun relatif murah. Berdasarkan data , dia menyebut 1 kilometer persegi serangan senjata biologi hanya US$ 1. Sedangkan senjata konvensional memerlukan biaya US$ 2 ribu, senjata nuklir US$ 800, dan senjata kimia US$ 600.

Dasar kedua Connie menilai COVID-19 sebagai senjata biologi, Connie menyebut dari pernyataan mantan perwira intelijen Central Intelligence Agency (CIA) Phillip Giraldi yang mengatakan bahwa COVID-19 bukan terjadi secara alami melalui mutasi genetika. Giraldi menyebut virus mematikan itu sengaja diproduksi di laboratorium oleh Amerika Serikat bekerjasama dengan Israel. Amerika Serikat sengaja membuat virus itu untuk menghancurkan China dan Iran yang merupakan musuh terbesarnya.

Sayangnya berdasarkan situs VICE dijabarkan bahwa para peneliti menemukan fakta konkret bila virus corona adalah hasil seleksi alami. Tak ada bukti sama sekali bahwa virusnya direkayasa manusia. Sebuah artikel dalam jurnal Nature menyebutkan bahwa para ilmuwan telah berhasil mempelajari struktur COVID-19 berdasarkan fitur genomika (cabang ilmu biologi multidisipliner yang mempelajari rangkaian DNA). COVID-19 merupakan anggota ketujuh dari keluarga corona virus dan merupakan saudara dari SARS-CoV, MERS-CoV, HKU1, NL63, OC43, dan 229E.

Salah satu tim peneliti, Robert Garry dari Tulane University School of Medicine, mengatakan virus tersebut berasal dari kelelawar jenis tertentu yang terkombinasi dengan virus dari hewan lain, kemungkinan trenggiling. COVID-19 kemungkinan telah berevolusi dalam waktu yang panjang di dalam hewan atau manusia, sebelum mengalami mutasi kecil yang memungkinkan tersebar secara cepat.

4.      Pasien nomor nol virus corona berasal dari Amerika serikat
Mengingat hubungan China dan Amerika yang sedang memanas mengenai negara mana yang membawa virus corona, tersiarlah kabar bahwasanya patient zero adalah berasal dari Amerika serikat. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian lewat Twitter. Dalam unggahannya, ia menggunggah potongan video pidato Robert Redfield, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, di depan komite Konges AS pada 11 Maret 2020. Dalam klip itu, Redfield mengatakan beberapa kematian akibat influenza di AS kemudian diidentifikasi sebagai kasus COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru. Dengan video tersebut, Zhao berusaha memperkuat klaimnya bahwa virus corona tidak berasal dari Wuhan.

George Webb, jurnalis investigasi di Washington DC juga mengklaim bahwa salah satu atlet militer Amerika bernama Maatje Benassi diduga menjadi patient zero. Berawal saat ia berkunjung ke Wuhan untuk acara World Military Games pada Oktober 2019. Maatje merupakan seorang Armed Diplomatic Security Officer dari Woodbridge, Virginia. Wanita berusia 52 tahun itu bergabung ke militer Amerika pada tahun 2008. Maatje merupakan seorang sersan kelas satu dan salah seorang member yang membentuk US Military Cycling Teams yang kemudian disebut USMES. Webb menambahkan bahwa Forst Detrick Laboratory yang merupakan laboratorium militer tempat penelitian organisme berbahaya seperti Ebola ditutup dengan alasan fasilitas dan sistem yang tidak mendukung. Walaupun hanya asumsi dan tanpa bukti konkret, hal ini membuat pemerintah China mendesak agar otoritas Amerika Serikat membeberkan data kesehatan Maatje Benassi untuk menghapus kecurigaan public serta membantu penelusuran asal muasal virus.


Bagaimanapun teori konspirasi selalu muncul dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali seputar virus corona ini. Sifat alamiah otak manusia memang membuatnya selalu tampak menarik dan bikin penasaran. Dan teori konspirasi sendiri tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan karena mengabaikan fakta-fakta dan bukti yang ada. Teori konspirasi hanya sebatas mengandalkan argument seseorang saja. Ketika seseorang dikonfrontir dengan data fakta maka dia akan mengeluarkan segala alasan dan alibi untuk mempertahankan diri.

Comments

Popular posts from this blog

THE CHANCE "ITS MY TURN NOW"

AIDORU NO SEKAI NI YOROSHIKU!

MY IMPERFECT LOVER