ADA APA DENGAN SAHAM ?
Semenjak
pandemi virus corona, begitu banyak hal baru yang dilakukan untuk mengurangi
kegabutan, salah satunya mempelajari saham dan bahkan ada yang ikut terjun
kedalamnya. Nah, untuk bisa bermain saham, ada baiknya kita mengetahui dulu apa
itu saham dan bagaimana cara memainkannya agar tidak terjadi kerugian disaat
kita baru mulai memainkannya. Disini aku coba menjelaskan berdasarkan beberapa
sumber yang terpercaya. J
Saham
adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan
dan kekayaan perseroan. Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di Bursa Efek
Indonesia disebut Perusahaan Tercatat. Saham merupakan salah satu produk pasar
modal yang menjadi salah satu insrumen investasi untuk jangka panjang.
Satu pembelian saham = 1 Lot (100
lembar)
Dengan
membeli saham perusahaan, maka kita menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Keuntungan saham:
1. Mendapatkan
Capital Gain (Keuntungan dari
kenaikan harga)
2. Mendapatkan
Dividen (Pembagian keuntungan
perusahaan)
Risiko saham:
1. Capital Loss (Kerugian
atas penurunan harga)
2. Risiko
Likuidasi (Jika perusahaan bangkrut)
Pasar
modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dengan pihak
yang membutuhkan sarana investasi pada produk keuangan (saham, obligasi, reksadana,
dan lain-lain).
Bursa
Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat atau wadah bagi para pelaku saham untuk
memperdagangkan/memperjualbelikan setiap saham/efek yang mereka miliki dan
ingin beli. BEI ibarat mall yang menyediakan tempat kepada para pihak untuk
bertransaksi.
Untuk
memudahkan investor memilih saham, BEI mengeluarkan beberapa indeks daftar
saham berdasarkan berbagai karakteristik, salah satunya INDEKS LQ45. Indeks LQ45
berisi daftar saham yang hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih
melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham
dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi dari jumlah keseluruhan
saham yang ada di BEI. Pemilihan daftar saham LQ45 dilakukan setiap 6 bulan
sekali. Jumlah perusahan yang mencatatkan sahamnya di BEI per tanggal 15
Januari 2020 ada 633 perusahaan.
Cara belajar trading saham dengan mudah:
1. Mulai
dari nominal kecil
Trading saham merupakan salah satu investasi beresiko tinggi, tidak semua orang cocok di bidang itu. Oleh karena itu, kita harus tahu terlebih dulu apakah kita cocok di bidang tersebut atau tidak.
2. Modal
utama adalah pengetahuan
Bagaimana kita bisa bertempur di medan perang kalau tidak punya senjata penghancur untuk trading saham. Tidak tahu dimana titik support, kapan harus jual dan pilihan-pilihan lain semacam itu. Terjebak dalam kondisi semacam itu secara terus menerus akan membuat kita masuk ke zona spekulasi.
Trading
sangat jauh berbeda dengan spekulasi. Belajar saham memang bukan cara cepat jadi
kaya, tapi cara tepat menuju kemapanan.Teknik belajar paling mudah adalah mengenal
simbol chart dan membaca tren. Tidak
selalu berhasil tapi paling tidak kita bisa belajar seperti apa analisa
teknikal.
Ini ada dua jenis stick jamak yang dipakai, candle stick dan bar stick (OHLC). OHLC adalah singkatan dari Open High Low Close.
- Open ketika pasar buka
- Close ketika pasar tutup
- High adalah harga
tertinggi di range tertentu
- Low adalah harga terendah
3. Memilih
perusahan sekuritas
Memilih broker saham kadang tricky agar tidak merasa dirugikan. Apalagi kita akan masuk kategori trading yang frekuensi transaksinya tentu lebih banyak dibandingkan orang yang sekedar beli dan ditahan lama.
4. Menghindari
saham gorengan
Banyak trader senior bermain saham model ini, tapi jelas bukan barang yang cocok digunakan oleh para pemula. Karena saham gorengan sangat susah dibaca dari sisi analisis teknikal, apalagi fundamental. Gerakannya yang begitu volatil menjadi tidak terprediksi dengan baik, karena sentiment dan pompomers menjadi faktor paling dominan dalam menggerakkan harga saham semacam ini. Gerakan yang sangat acak juga tidak pas sebagai sarana belajar trader pemula. Akan lebih mudah jika belajar dari saham-saham yang gerakannya cenderung normal, blue chip, atau second liner.
Analisis fundamental artinya kita mengetahui kondisi perusahan yang sahamnya kita beli. Dalam analisis fundamental, kita melihat kondisi perusahaan dengan membaca laporan keuangannya, melihat kemampuan perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan, kondisi cash flow-nya, tingkat likuiditas perusahaan dan data lainnya. Kalau mau lebih tingkat lanjut, kita bisa melihat rasio penting lainnya, seperti earning per share (EPS), price earning ratio (PER), price to book value (PBV).
Analisis teknikal artinya kita menggunakan yang namanya candlestick, grafik, ataupun pola chart yang tersedia di software trading kita. Dengan memahami candlestick, kita bisa menjadi investor yang lebih cerdas, sebab kita bisa mengetahui tren yang terjadi di pasar; apakah pasar sedang dalam tre positif, menaik (bullish) atau sedang kusam, menurun (bearish). Sehingga kita tidak membuat keputusan membeli atau menjual saham hanya berdasarkan feeling, emosi, berita, dan gosip.
Berdasarkan gaya investasi tiap investor. Investor jangka panjang biasanya mengandalkan fundamental dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit. Sedangkan trader lebih condong ke analisis teknikal karena fokusnya lebih jangka pendek.
5. Ketimpangan
order jual dan beli
Perhatikan saham-saham yang ketimpangannya sangat tinggi, dimana order beli jauh lebih banyak daripada yang jual. Kemudian mulai belajar di titik kritis yaitu saat awal dan akhir perdagangan, serta menjelang istirahat (jam 11-12)
Alasan kita harus memperhatikan order beli yang jauh lebih banyak adalah karena indikasi kenaikan kuat saham, artinya pasti ada sesuatu yang membuat saham tersebut menarik.
6. Pemula
jangan gunakan semua modal ke satu transaksi
Bagi pemula sangat tidak disarankan menggunakan seluruh modal hanya demi satu transaksi. Andaipun tidak diversifikasi, lebih baik gunakan sedikit saja, sisanya disimpan dulu. Jadi kita bisa merasakan seperti apa trading itu, sekaligus cara penanganannya dengan tingkat kerugian yang sudah bisa dibatasi. Bayangkan saja jika kita taruh semua modal dan berakhir rugi, terlalu mahal harga belajarnya.
7. Cut loss dan
profit yang realistis
Semua pebisnis tentunya
sadar tidak semua usaha menghasilkan keuntungan, ada kalanya mengalami
kerugian. Tidak berbeda dengan bisnis saham. Beberapa hal yang membuat trader merugi:
- Harga
sahamnya turun, sehingga modal yang kita masukkan berkurang
- Modal
bisa hilang jika perusahaan bangkrut
Bisa dikatakan jarang jika
ada trader yang sampai kehilangan
semua uangnya akibat perusahaan bangkrut, karena biasanya langsung responsif.
Para trader yang keras kepala dengan
analisanya sendiri justru menjadi korban. Misalnya AISA, orang sudah tahu
secara fundamental perusahaan sedang tidak bagus. Kemudian mulai menggunakan
teknikal sederhana, kelihatan sudah saatnya dijual. Eh tapi tidak dijual.
Secara teknikal harusnya pada bulan September sudah tidak ada barang lagi karena titik support sudah jebol, apalagi titik resisten bulan Agustus tidak tersentuh. Faktanya beberapa trader tidak yakin dengan analisisnya sendiri dan memegang saham AISA, hingga akhirnya amblas ke 168 dan saham tersebut per hari ini tidak diperdagangkan lagi.
Untuk pembelian saham, investor harus menyiapkan dana sesuai harga saham dan membayar biaya transaksi untuk perusahaan sekuritas (fee broker). Sedangkan untuk penjualan saham, total dana yang didapat investor adalah nilai sesuai harga jual saham dikurangi biaya transaksi dan PPh.
Biaya transaksi di setiap
perusahaan sekuritas berbeda-beda, namun
umumnya 0.2-0.3% dari nilai transaksi pembelian saham (termasuk PPN) dan ditambah PPh 0.1% khusus untuk transaksi
penjualan saham.
sumber :
1.diskartes.com/2019/01trading-saham-untuk-pemula/
2.yuknabungsaham.idx.co.id/
Comments
Post a Comment