HERD IMMUNITY DI INDONESIA, HOAX ATAU FAKTA?


Korban jiwa atas penyebaran virus COVID-19 ini semakin meresahkan seluruh masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia. Berbagai macam dilakukan untuk mengakhir pandemi ini. Dari kebijakan Lockdown, Social distancing, Menjaga sistem imun dan sebagainya. Baru-baru ini dikabarkan bahwasanya beberapa negara akan memberlakukan Herd Immunity untuk menghadapi pandemi ini. Dikarenakan dampak dari pandemi ini sangat mengkhawatirkan sistem perekonomian setiap negara.

Walaupun sebenarnya berita ini masih dalam ambang pro dan kontra sebelumnya, akhirnya aku mencoba mencari tahu dari beberapa ulasan artikel yang pernah dimuat sebelumnya. Aku rangkum dan mencoba mencari faktanya. Semoga artikel ini bisa menjawab pertanyaan kalian mengenai apakah benar pemerintah kita juga memberlakukan sistem Herd Immunity?

Dilansir dari Japan Today, Herd Immunity merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika sejumlah orang di masyarakat memiliki kekebalan terhadap infeksi. Ketika hal ini terjadi, maka masyarakat ini secara efektif menghentikan persebaran penyakit. Kondisi ini bisa terjadi baik karena vaksinasi atau saat orang pernah mengalami penyakit. Satu hal yang pasti adalah bahwa mereka menjadi kebal terhadap penyakit. Karena saat semakin banyak orang yang terinfeksi, maka muncul banyak orang yang pulih dan menjadi kebal tehadap infeksi tersebut di masa mendatang.

Herd immunity sendiri bisa dibilang cukup beresiko, karena :

1.    Dapat menimbulkan kematian

Dengan membuat banyak orang terinfeksi, kemungkinan meningkatnya angka kematian juga tinggi.

2.    Ada kemungkinan jadi penyakit musiman

Menurut Koresponden Kesehatan The Independent Shaun LIntern, saat ini tidak ada peluang kekebalan terhadap kawanan virus corona. Sebagai virus baru, tidak ada yang memiliki kekebalan terhadapnya. Sehingga setiap manusia rentan terhadap virus.

Herd Immunity hanya akan berlaku setelah sebagian besar orang memilikinya dan bertahan hidup sehingga tubuh mereka menciptakan antibodi terhadap virus.

3.    Rumah sakit akan kewalahan dengan semakin banyaknya korban yang berjatuhan akibat virus corona

Namun dengan adanya Herd Immunity juga berdampak positif karena :

1.    Pandemi akan cepat berakhir

2.    Akan terbentuk manusia baru yang lebih kebal, beradaptasi dengan penyakit baru

3.    Perekonomian tidak terhambat perkembangannya 

Baru-baru ini beredar isu bahwa pemerintah akan memberlakukan Herd Immunity, bagi yang kuat dapat bertahan dan yang tidak kuat akan meninggal dengan sendirinya. Yang dimaksud dengan bagi yang kuat disini adalah manusia dengan gaya hidup yang bagus dan memiliki daya tahan tubuh yang baik. Hal ini dilakukan karena Lockdown dan PSBB yang telah diberlakukan sepertinya tidak berhasil dijalankan.

Herd Immunity ala Indonesia :

1. Secara bertahap toko, mall, transportasi dibuka. Walaupun dengan protokol kebersihan/kesehatan yang tinggi

2.    Sekolah-sekolah mulai dibuka

3.    Kantor-kantor dan aktifitas massal mulai diperbolehkan aktif kembali 

Cara bertahan agar bisa menjadi salah satu bagian dari Herd Immunity :

1.    Ubah gaya hidup

Gaya hidup bersih, berolahraga, makan sehat, minum vitamin

2.    Ubah lingkungan menjadi hidup sehat

Pakai masker, hindari kerumunan, sering cuci tangan pake sabun/hand sanitizer, dan juga menjaga lingkungan kita

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) pernah berkomentar bahwa Herd Immunity tidak cocok jika diberlakukan di Indonesia. Sekretaris Jenderal PAPDI, Dr dr Eka Ginanjar, SpPD, KKV, mengatakan jika Herd Immunity diberlakukan maka akan banyak orang yang tak bisa diselamatkan. Herd Immunity bisa tercapai apabila sebagian populasi terinfeksi yaitu sekitar 70 persen. Artinya sebanyak 189 juta dari 270 juta dari penduduk Indonesia akan terinfeksi. Masalah terbesarnya adalah Case Fatality Rate (CFR) kita sangat tinggi, yaitu 8 persen. Artinya fasilitas kesehatan kita tidak siap dan akan banyak yang akan menjadi korban.

Faktanya adalah pemerintah tidak pernah memikirkan Herd Immunity, ini adalah salah satu statement yang dikemukakan oleh Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto dengan tegas saat dihubungi oleh Health Liputan 6.com. 

Dilansir dari CNN Indonesia, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung terkait dengan persiapan kehidupan New Normal selama masa pandemi COVID-19. Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memberikan pedoman bagi negara-negara soal penerapan The New Normal.

Inti dari pedoman transisi tersebut yakni pemerintah suatu negara harus membuktikan transmisi COVID-19 telah dikendalikan. Kemudian kapasitas sistem kesehatan masyarakat termasuk rumah sakit memadai untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak dan mengkarantina pasien. Selanjutnya risiko penularan wabah telah diminimalkan, terutama pada lokasi dan kondisi masyarakat dengan kerentanan tinggi. Dikatakan juga bahwasanya jika sebuah negara tidak mampu memastikan pedoman transisi tersebut terpenuhi, maka harus dipikirkan kembali sebelum memutuskan melonggarkan pembatasan dan memasuki kondisi The New Normal.

Jadi Herd Immunity di Indonesia itu sebenarnya tidak pernah dikumandangkan oleh pemerintah, namun penerapan The New Normal yang dicanangkan oleh WHO sepertinya akan menjadi pertimbangan khusus bagi pemerintah kita. Jika dilihat dari penerapannya dan tahapannya sich, tidak jauh berbeda dengan Herd Immunity. Kalian bisa simpulkan sendiri apakah The New Normal itu sama dengan Herd Immunity? Apakah ini hanya pergantian nama saja agar masyarakat dapat menerima program ini? Seperti Lockdown yang menjadi PSBB di Indonesia. J


Comments

Popular posts from this blog

THE CHANCE "ITS MY TURN NOW"

AIDORU NO SEKAI NI YOROSHIKU!

MY IMPERFECT LOVER